because life is colorful as yours and mine

.
21 November 2011

Arti Kamu, Teman……!


Kata Feli (MNH, WUR 2010) a friend is who never let u do stupid things alone ;-p http://www.meettheintroverts.com/?p=582

Hm…kalo menurut Mbak Esti ( V. Esti Windiastri/MPB, WUR 2010)
‘’teman itu seperti bintang:
yang di siang hari dia melipir, tak kelihatan, tapi kita tahu dia selalu berada di sana 
dan saat malam gelap sunyi, dia berkelip menemani dan memperindah suasana
walau ada mendung, tapi kita tahu bahwa dia ada di sana.

seseorang yg bersama dia kita ga perlu pura-pura
menerima kita apa adanya
marah ya marah, ga seneng ya ga seneng
ngungkapin yg dirasa perlu diungkapin
dan seseorang yg tetap bisa membuat kamu nyaman
walau dalam diam.”

Well….mbak Dewi (D. Wulansari/MML, WUR 2010) siiih…
“teman itu yang menunjukkan bahwa kita tidak sendirian
dan ini berarti luas, bahwa ketika ada masalah kita bisa sharing masukan ‘n solusi, ketika sedih bisa saling menguatkan, ketika senang bisa berbagi sehingga lebih berarti , ketika susah ada yang bisa menolong, ketika kesepian ada yg menemani ;)”

Buat Andien yang jazzy itu sih kira-kira seperti ini 'a pren is a pearl'
 
Kata saya, aku, me, eyke…
TEMAN itu.. ya KAMU..…KALIAN! 
yang selalu tau gigi ini sakit walau bibir ini tersenyum............

Kumpul-kumpul di November @by Y. Darmawan

Panggil aku Tami Tak berkategori :-)
13 November 2011

Salam dari Oak dan Maple

Daun Oak @by Zingerbug.com

Oak, bahagia rasanya bisa menjadi jodoh dari daun ini. Bermula dari 4 tahun lalu ketika kesempatan manis datang untukku, ya..menjadi salah satu bagian dari organisasi berlambang oak adalah nikmat yang sangat luar biasa, orang-orang yang hebat, penghargaan terhadap kemampuan individu, dan yang tak terpisahkan adalah pertemuanku dengan sang senyawa pun disana. Subhanallah.


Kini, Alhamdulillah keajaiban itu benar-benar tersihir menjadi nyata buatku. Iya, Oak menjelma menjadi bagian dari keseharian yang tidak terpisahkan. Dimana-mana di seantero negeri ini pohon bernama latin Quercus ini kokoh berdiri dengan sulaman daun silih berganti. Gak jarang juga si buah Oak yang bentuknya seperti kacang kuinjak dan kutendang kesana kemari..iseng!

Oak…bukan ombak atau orok..;-p merupakan pohon yang biasa hidup di belahan bumi utara menyebar dari lintang dingin ke tropikal Asia dan Amerika dengan daun melengkung lengkung. Kayu oak terkenal sangat kuat dan keras pluss tahan terhadap serangan jamur dan serangga, hmm karena itu Oak sudah terkenal sejak berabad-abad lalu sebagai bahan bangunan gedung-gedung penting seperti house of common, gedung parlemen di Inggris. Bahkan, oak dari jenis robur dan petraea digunakan dalam kostruksi kapal di Eropa. Sampai sekarang pohon oak digunakan sebagai bahan furniture, pembuat lantai sampai botol penyimpan wine dan wiskey di Eropa dan Amerika. Kulit oak (oak putih) juga dijadikan bahan pembuat obat.

Wah karena hebatnya pohon ini maka gak kaget kalo oak merupakan simbol kekuatan dan ketahanan bahkan dijadikan pohon nasional di beberapa negara( Antaranya: Amerika, Inggris, Jerman), juga lambang kota dan negara (County Londodery di Irlandia Utara) serta pangkat kemiliteran di Amerika. 

Nah, pernah dengar cerita tentang Roobin Hood? Ternyata ada hubungan juga ya pohon oak dengan cerita ini. Konon, Pohon Oak Mayor yang ada di tengah hutan Sherwood (Nottinghamshire, Inggris)  juga dikenal sebagai salah satu pohon paling populer di dunia yang berumur 800 sampai 1000 tahun, dipercaya sebagai pohon tempat bersembunyinya Robin Hood ketika diri dan kelompoknya ditangkap. Hehehhe…menarik ya.

Aku dan maple @by A Murdjoko
Lalu Maple, tak kalah menariknya dengan Oak, pohon inipun hidup di daerah seperti Asia, Afrika bagian Utara, Eropa dan Amerika bagian Utara, dengan tampilan  paling indah menurutku ketika musim gugur,luar biasa indah!

Siapa sih yang gak kenal Si Maple aka Acer (nah dengan nama yang kedua pasti lebih gaung di telinga). Pohon maple berasal dari bahasa latin yang artinya tajam, yup daun maple memang beruncing-runcing tajam. Kebanyakan dari spesiesnya bersifat gugur tapi kalo di Asia dan wilayah mediterania warnanya selamanya hijau..hehhehe….pantesan di Palu gak pernah liat pohon maple, apalagi yang gugur…*gedubrak!

Pohon maple mempunyai biji yang kalo jatuh berputar-putar seperti helikopter. Konon katanya, bentuk helikopter berasal dari bentuk buah pohon maple loh.. (http://orbit-digital.com/sains/bentuk-helikopter-berasal-dari-biji-pohon-maple). Pernah rasain sirup maple gak? Maple juga bisa dibuat sirup, caranya, Maple gula (Acer saccharum ) disadap getahnya, truss direbus. Maple juga sumber kayu untuk mebel, interior dan lantai. Tingkat kekuatan maple ternyata berbeda-beda tergantung jenisnya.

Nah, terakhir ingat maple pasti ingat Kanada. Negara ini dengan bangga memakai maple di benderanya. Maple memiliki arti sangat penting bagi negara ini, dari peruntukannya dalam segi komersial sampe estetika. Meskipun berkaitan erat dengan Kanada, pohon ini baru resmi diakui sebagai arboreal emblem-nya sejak 1996.

Oak dan Maple memang luar biasa, tak salah bila banyak yang ingin menyentuh dan melihat keindahan perubahan warnanya di habitat asli dia berasal. Musim gugur bagiku adalah yang terindah karena dua pohon ini. Selamat tinggal dedaunan Oak dan Maple..Sampai ketemu di musim semi 5 bulan ke depan.


Sumber:


Panggil aku Tami Alam
12 November 2011

Belanja Tomat versi Modern

‘’Walaaah tomatku abiiiis”,
Tomat @by NU Dewi
Tentu saja bukan masalah kalo itu terjadi di Indo, bisa keluar bentar mampir di kios tetangga dan case solved. Tapi tidak begitu di sini. Jangan harap ketemu toko yang jual sayuran gitu di samping rumah, apalagi toko klontongan yang buka 24 jam.GAK ADA!

Di Belanda, setidaknya di tempat aku tinggal (bisa jadi di tempat lain di Belanda kasusnya beda ;-p) belanja mingguan atau mungkin bulanan dah jadi kebiasaan. Menurutku salah satunya karena faktor di atas. Tidak bisa mendapatkan barang printilan kayak telur, garam, gula, teh, kopi, peniti atau benang seketika kita butuh atau seketika kita mau, yah syukur-syukur kalo pas butuh toko-toko masih buka, atau rumah kita dekat dengan centrum pluss cuaca bersahabat dan suhu gak minus :-).
Artinya, semuanya harus disediakan di rumah atau paling tidak sudah direncanakan sebelumnya untuk membeli.

Toko di Belanda biasanya buka setelah jam 8 pagi dan tutup setelah jam 6 sore, kecuali untuk supermarket-supermarket tertentu seperti C1000 atau AH yang buka sampai jam 8 malam (kecuali hari-hari tertentu tutup jam 7 atau 9). Khusus untuk hari Jumat di Wageningen atau Kamis di Utrecht (atau hari lain di kota lainnya), toko-toko buka hingga jam 9 malam. Jadi instead of kios di samping rumah atau minimarket yang buka 24 jam yang kini menjamur di Indo, kami harus mendapatkan alias belanja barang harian di supermarket seperti di beberapa nama yang dah tersebut di atas.

Apa yang beda dengan supermarket di Indo? 
Satu, masuk ke supermarket gak perlu buka jaket, nitip tas atau barang-barang lainnya. Alarm akan berbunyi otomatis (biasanya detektor ada di pintu keluar) jika pembeli mengambil barang tanpa membayarnya. Ini kadang juga menjengkelkan, kasusnya banyak! meskipun barangnya dah dibayar tapi tetep aja alarm bunyi. Nah supaya aman setiap transaksi jangan lupa minta bon-nya.
Dua, bayarnya gak perlu antri beerjam-jam. Yah, meskipun di Indo juga dah make sensor buat baca label harga tapi yang ini menurutku lebih cepat, barangnya tinggal digeser-geser aja. Bahkaaan, kalo bisa bahasa Dutch silahkan jadi kasir untuk diri sendiri (mesin kasir otomatisnya berbahasa Dutch).
Tiga, selalu disapa maniiis sama kasirnya, termasuk kata-kata wajib “fijn weekend’’ setiap hari jumat&Sabtu dan kadang-kadang minggu ).

Yuuk, mari rasakan sensasi berbelanja di sini bersama teman saya Eliya berikut ini, selamat berbelanja!


Panggil aku Tami Ala Dutch, sehari-hari

Hijrah ke Negeri Orang


*Copy paste dari e-megazine-nya anak Palu
http://www.stepmagz.com/2011/11/hijrah-ke-negeri-orang/
Di depan kampus @by. D. Wulansari

Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogja, Malang, Makassar, bahkan Australia, Belanda dan kota-kota lain di luar negeri, di sanalah anak-anak muda Kota Palu bertebaran dengan aneka kesibukan yang menarik untuk diliput dalam Stepmagz.
Sudah banyak pelancong asal Kota Palu yang telah kembali dan berkarir di Kota Palu tercinta. Setelah wisuda mereka mengembangkan ilmu yang mereka miliki sebagai tenaga pengajar, tenaga kesehatan, dan profesi lainnya sebagai pegawai negeri. Ada pula di antaranya lebih termotivasi untuk mencari rupiah sebagai entrepreneur, jadi pengusaha mulai dari bisnis kreatif kecil-kecilan hingga bisnis mid-hi seperti developer dan konsultan.
Nikmah Utami Dewi adalah salah satu contoh anak muda Palu yang bermukim di luar negeri karena melanjutkan studinya. Ia berkesempatan mendapatkan beasiswa di Wageningen, Belanda. Kartika Sary Daly yang hidup berumah tangga di Australia. Rini Rachmawaty yang mendapatkan beasiswa program doctoral di Virginia, U.S, dan masih banyak Palu Youth lainnya yang enjoying their activities in abroad.
Umumnya, sebagai ABG yang baru lulus SMA, mereka ingin merasakan suatu nilai pendidikan yang belum tersedia di Kota Palu. Menurut Tami (sapaan akrab Nikmah), keinginan awalnya hanya ingin belajar, belajar, dan belajar, namun lama-kelamaan Tami jatuh cinta dengan budaya terbuka di lingkungannya. Suatu nilai yang mahal menurutnya adalah budaya saling menghargai multikultural, karena teman-temannya berasal dari berbagai pulau di Indonesia, apalagi menghargai budaya dari berbeda negara dan ras seperti yang ia alami di Wageningen.

Biaya Sendiri atau Dibiayai
Pun untuk melancong ke luar negeri, ternyata tidak harus beruang seperti Teddy Bear, maksudnya tidak harus memperkaya diri dulu seperti menabung kalau mau naik haji. Ada alternatif lain, banyak anak muda Kota Palu yang bersabar mencari peluang di internet untuk menyelam dan berselancar informasi beasiswa. Karena biaya keluar negeri cukup menguras harta, apalagi masuk ke negara-negara yang parno dengan image warga Indonesia dikenalkan media internasional dengan teroris, mereka meminta deposit puluhan juta rupiah untuk memastikan agar orang Indonesia tidak berbuat macam-macam di sana. Itu belum termasuk biaya hidup, perpanjangan visa, biaya pendidikan dan juga ‘biaya tak terduga’ seperti yang biasa kita tulis di estimasi biaya di proposal kegiatan sekolah dan kampus.
Internet is always working, Nikmah Utami Dewi misalnya, ia harus ba’browsing di search engine dan ikut di berbagai milis selama tiga tahun untuk sekadar mencari peluang beasiswa. Harus gigih, sabar, dan pantang menyerah tentunya, dan ini tips yang sangat sederhana untuk dijalankan. Di internet dan milis banyak tersedia informasi beasiswa pendidikan baik dari funding pemerintah dalam negeri, perusahaan dan yayasan asing, pemerintah luar negeri, PBB dan individual. Beasiswanya pun variatif, mulai dari program pertukaran pelajar, program kursus 1 tahun, master maupun doktoral.

Perbedaan budaya keseharian
Jam karet versus jam baja, boleh jadi budaya karet-mengaret-perkaretan sudah jadi rahasia bersama bangsa kita. Entah siapa yang memprakarsai budaya ini di jaman dahulu, yang jelas budaya ‘on time’ masih menjadi kebutuhan tersier bagi kita. Beruntunglah Palu Youth yang sudah berbudaya disiplin, atau paling tidak pernah merasakan kerasnya Jakarta, pengalaman kejar-mengejar-dikejar waktu adalah hal yang paling berharga. Banyak anak muda Kota Palu yang berada di negara maju, bisa mampus-semampus-mampusnya jika tidak tepat waktu. Menurut Nikmah Utami Dewi atau akrab dengan Tami, di Belanda waktu 2 menit sangat berarti, apalagi 5 menit, orang lokal di sana mengatakan “Bus tidak akan menunggumu dengan 5 menit !!” Tertinggal beberapa menit saja akan mengakibatkan hilangnya kesempatan sehari, seminggu, sebulan, bahkan setahun.
Nah, hal lainnya yang menarik adalah semua hal harus detail dan masuk logika, bagi Tami, di negara maju tidak ada yang mutlak benar atau salah, selama bisa menjelaskan dengan lugas, berdasar dan masuk di logika, kurang lebih apa yang dipaparkan bisa diterima oleh mereka. Karenanya tidak ada rasa segan atau takut, yang ada rasa hormat, buktinya dosen bergelar professor enggan dipanggil “Pak Profesor”, cukup panggil namanya saja. Dan hebatnya, ketika berdiskusi dengan siapapun, dengan apapun tingkat pendidikan, feelnya tetap sama, karena selalu dihargai. Jadi jangan bawa istilah, “saya lebih tua, lebih berpengalaman, lebih bertitel, maka dengarkan saya saja dan kalian harus menurut!” gedubrak……
Satu hal yang sangat menarik dan menjadi perbedaan yang kontras antara hidup di luar negeri dan di kampung halaman, yaitu teknologi yang canggih dan minim tenaga manusia. Semua serba mesin, karena biaya tenaga kerja yang tinggi, jadi mau urusan kecil dan besar semuanya mengandalkan teknologi. Jangan minder ya, secara Kota Palu kan baru berumur 3 dekade, jauh lebih muda dengan kota-kota di Amerika dan Eropa yang sudah berusia ratusan bahkan ribuan tahun. Untuk mengobati keminderan kita, internet masih bisa dijadikan obat meskipun dengan dosis kecil saja. Sekedar untuk cuci mata virtual, ulik-ulik happening di luar sana.

Persoalan makan adalah prioritas nomor sekian
Di negeri orang, persoalan makan adalah prioritas nomor sekian, karena dikejar waktu, apa pun makanan yang tersedia harus dilahap, entah apakah ada dabu-dabunya atau tidak, urusan makan bukan jadi perdebatan. Bersyukurlah kita yang masih menerapkan budaya origin, “makan ga makan, asal ngumpul”, artinya karena belum sebegitunya kita mengajar-dikejar-kejar-kejaran dengan waktu, maka nikmatilah hidangan khas kita yang selalu tersedia di warung, rumah, atau di meja makan rumah teman karena kepekaan kita terhadap seruan “mari makan!”.

Cerita tentang Kota Palu
Boleh orang asing mengatakan kita kampungan, dan boleh juga kita katakan kepada mereka bahwa mereka kotaan. Percakapan favorit di Barat adalah tentang cuaca dan keindahan alam, nah di sinilah giliran kita bagaya sakide. Bagi orang Eropa alam di negeri kita sangat eksotis, cantik, pristine, dan langka bagi mereka karena di sana kebanyakan alam sintetis, seperti danau buatan, dan taman buatan.
Bagi Tami, hal yang perlu dibangun di lingkungan Kota Palu adalah persoalan mental. Ya, harus segera rekayasa kegiatan-kegiatan dan budaya membentuk mental untuk maju, percaya diri dan kerja keras. Kalau dipercaya sebagai pelajar maka belajarlah sungguh-sungguh, jika dipercaya sebagai guru dan dosen maka sudah sewajarnya mengajar dengan hati, jika sebagai karyawan maka lakukan kewajiban dengan benar. Jika menjadi pengusaha maka berbisnislah dengan pola kerja yang terbuka, apalagi jika bekerja sebagai aparatur pemerintahan baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif, ya harus bekerja sesuai amanat rakyat yang tertuang dalam perundang-undangan.
Dan satu hal yang mungkin paling sulit buat kita, yaitu belajar untuk konsisten. Konsisten dari hal yang kecil, taat pada aturan yang berlaku seperti budaya tertib mejaga kebersihan, parkir kendaraan di area yang sudah disediakan, dan lainnya. Mudah sepertinya tapi apa kita bisa melakukannya dengan konsisten seperti apa yang kita sampaikan ke orang lain?
Singkat cerita, satu ungkapan Tami bagi Kota Palu adalah KALEDO. Filsofi Kaledo sangat berarti baginya, Kaledo adalah suatu hidangan yang memiliki rasa asam, pedas, dan bersuhu panas; tapi tetap saja Kaledo selalu membuat orang-orang kembali untuk mencicipinya. Itulah Kota Palu, ia memiliki aneka nilai, apa pun kata orang, Kota Palu memiliki suatu daya magnet besar untuk menarik kembali semua orang yang pernah datang dan singgah. Palu Ngataku… (Rachmad Ibrahim)


Komentar: Aku suka sekali cara Iim (panggilan Rachmad Ibrahim) menulis ini. Iim adalah sahabatku ketika SMA dan kami sempat se-tim waktu Kongres Anak Indonesia di Jakarta, 2001. Im salah satu sahabat luar biasa yang pernah ku kenal. Bagaimana tidak, kiprahnya bercas cis cus bhs inggris gak diragukan lagi (juara 3 pidato dlm Bing se-Sulawesi Selatan), kemampuan retorika dan berorganisasipun yang luar biasa. Ingat betul bagaimana ketika Im merombak penuh mekanisme penjaringan pengurus OSIS SMA di masa kami 'berjaya' _hahhahah..katakanlah begitu_

Sampai ketemu lagi Im, dikesempatan yang lebih yahuud tentunya, Insya Allah. Selamat lebih dulu membangun Palu kawan!
Panggil aku Tami sehari-hari